BP Tapera baru saja melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan 43 Bank Penyalur untuk penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR Sejahtera FLPP) bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Acara tersebut berlangsung di Kantor BP Tapera di Jakarta Selatan, menandai langkah penting dalam upaya memenuhi kebutuhan perumahan rakyat di tahun 2026.
Perjanjian ini ditandatangani secara simbolis oleh sepuluh bank terpilih, termasuk bank-bank besar dan bank pembangunan daerah. Bank-bank tersebut memiliki reputasi dalam penyaluran FLPP, yang merupakan program pemerintah untuk membantu MBR dalam memiliki rumah yang layak huni.
Pembiayaan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi sektor perumahan secara keseluruhan. Sejumlah 33 Bank Pembangunan Daerah turut serta dalam acara daring, memperlihatkan komitmen yang kuat untuk membantu pihak-pihak yang membutuhkan.
Target Penyaluran Dana FLPP untuk Tahun 2026 Sangat Ambisius
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menyatakan bahwa target penyaluran dana FLPP untuk tahun 2026 mencapai 285 ribu unit rumah. Total kebutuhan dana untuk mencapai target ini diperkirakan mencapai Rp37,1 triliun, dengan rincian anggaran DIPA sebesar Rp25,1 triliun dan pengembalian pokok serta saldo awal sebesar Rp11 triliun.
Dalam rangka meningkatkan jumlah unit rumah yang dibangun, rencana tahun depan akan mencadangkan pembiayaan investasi hingga 350 ribu unit rumah. Hal ini menunjukkan keseriusan BP Tapera dalam memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat di Indonesia.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan bank penyalur, diharapkan proses penyaluran FLPP akan semakin lancar. Heru sangat optimis bahwa peningkatan kinerja bank penyalur di tahun 2026 akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Perkembangan Penyaluran FLPP Hingga Akhir Tahun 2025
Hingga 22 Desember 2025, BP Tapera telah berhasil menyalurkan dana FLPP untuk mencapai 270.985 unit rumah, dengan total dana sebesar Rp33,66 triliun. Penyaluran ini dilakukan melalui 39 bank penyalur dan melibatkan lebih dari 8.000 pengembang yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Bank BTN menduduki peringkat teratas dalam penyaluran FLPP dengan realisasi sebesar 128.608 unit rumah subsidi. Ini diikuti oleh Bank BTN Syariah dan bank-bank lainnya, menunjukkan keterlibatan aktif sektor perbankan dalam mendukung program perumahan pemerintah.
Heru pun menekankan pentingnya mempertahankan kinerja positif ini, agar target penyaluran FLPP tahun 2026 dapat tercapai dengan lebih baik. Dengan demikian, lebih banyak masyarakat yang membutuhkan dapat merasakan manfaat dari program ini.
Strategi Peningkatan Penyaluran untuk Non Formal Semakin Digenjot
Dalam Perjanjian Kerja Sama yang baru, BP Tapera juga mengalokasikan peningkatan penyaluran untuk sektor non formal dari 10 persen menjadi 15 persen. Ini merupakan langkah strategis untuk memperluas akses masyarakat terhadap KPR Sejahtera FLPP, sehingga lebih banyak orang dapat memiliki rumah.
Heru menyampaikan harapannya agar program ini dapat menjangkau lebih banyak rumah tangga non formal yang sebelumnya belum mendapatkan kesempatan. Hal ini diharapkan dapat menyetarakan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memiliki tempat tinggal yang layak.
Dengan skema peningkatan tersebut, peserta KPR FLPP non formal diharapkan dapat merasakan manfaat untuk mewujudkan impian memiliki hunian yang nyaman dan terjangkau. Ini juga mencerminkan komitmen BP Tapera dalam mendukung pemerataan distribusi perumahan di seluruh Indonesia.
Kerjasama dengan Asosiasi Pengembang Perumahan untuk Membangun Rumah Layak Huni
BP Tapera juga menjalin kerjasama dengan sejumlah asosiasi pengembang perumahan untuk pembangunan rumah layak huni tahun 2026. Penandatanganan perjanjian tersebut melibatkan tujuh asosiasi yang berkontribusi besar dalam pembangunan perumahan.
Asosiasi tersebut antara lain mencakup REI, APERSI, dan HIMPERRA, yang telah berpengalaman dalam mengembangkan perumahan di Indonesia. Kerjasama ini bertujuan untuk memastikan bahwa program pembangunan rumah layak huni berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pembinaan dan pengendalian rumah layak huni menjadi bagian penting dalam kontrak kerjasama ini. Dengan adanya kolaborasi ini, BP Tapera yakin sektor perumahan di Indonesia akan semakin berkembang dan dapat memenuhi standar kualitas yang diharapkan.
