Setelah sekian lama menunggu, Festival Bakmi Tirta Lie akhirnya kembali hadir dan siap memanjakan penggemar kuliner di Jakarta. Event yang berlangsung di Citywalk Gajah Mada ini tidak hanya sekadar festival makanan, tetapi juga menandakan kebangkitan kembali semangat komunitas penikmat kuliner setelah lima tahun hiatus.
Pada gelaran kali ini, Tirta Lie, sebagai inisiator, memperkenalkan konsep yang lebih inovatif dan ramah lingkungan. Dengan menghapus penggunaan peralatan makan sekali pakai, festival ini menjanjikan pengalaman bersantap yang lebih nyaman dan berkesan.
Selama tiga hari, mulai 5 hingga 7 Desember 2025, pengunjung dapat menikmati beragam menu khas bakmi dari berbagai tenan terbaik. Tidak hanya menawarkan berbagai rasa, tetapi juga memberikan pengalaman menyantap yang tak terlupakan di tengah keramaian ibukota.
Festival Bakmi Tirta Lie Kembali Menggoda Selera di Jakarta
Pergelaran ini merupakan yang ke-39 sejak diadakan pertama kali pada tahun 2017, dan menjadi pembuka nostalgia setelah gelaran terakhir di tempat yang sama pada Januari 2020. Momen ini diharapkan bisa mendatangkan kembali pencinta kuliner yang telah merindukan suasana festival.
“Sudah lima tahun kami tidak menggelar festival di sini,” ungkap Tirta Lie, mengungkapkan kerinduan dan semangatnya untuk menghadirkan yang terbaik. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari roadshow yang telah dilaksanakan di delapan kota berbeda sebelum Jakarta.
Festival ini diharapkan bisa membawa kembali kebersamaan dan kenangan manis bagi para pencinta makanan, terutama bakmi yang telah menjadi ikon kuliner. Pengalaman makan yang lebih manusiawi menjadi fokus utama, serta mengedepankan kenyamanan bagi pengunjung durante acara ini.
Inovasi yang Memanjakan dan Mengedukasi Pengunjung
Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah penggunaan alat makan yang sesuai dengan standar restoran. Hal ini dilakukan untuk memberikan nuansa yang lebih mewah dan membuat pengunjung merasa seolah-olah mereka sedang makan di sebuah restoran. “Kami membawa piring, mangkok, sendok, dan garpu yang asli,” kata Tirta.
Dengan pengaturan seperti ini, pengunjung bisa merasakan perbedaan antara makan di festival dengan di restoran. Tirta ingin kepuasan yang dirasakan pengunjung saat menikmati makanan tidak kalah dengan yang diperoleh di tempat makan profesional.
Selain itu, festival ini juga diisi dengan 25 pedagang bakmi yang terkurasi, terdiri dari delapan tenan halal dan 17 non-halal. Semua tenan ini telah melalui kurasi dan seleksi yang ketat untuk memastikan kualitas rasa yang disajikan.
Panduan Memilih Makanan Berkualitas di Festival
Salah satu kelebihan dari Festival Bakmi Tirta Lie adalah dukungan sertifikasi “Tirta Lie Approved” yang diberikan kepada pedagang yang memenuhi standar rasa. Dengan adanya predikat ini, pengunjung dapat lebih mudah memilih makanan yang berkualitas tanpa perlu khawatir akan rasa yang tidak memuaskan.
Tirta menegaskan bahwa sertifikasi ini diberikan berdasarkan apresiasi rasa dan bebas dari pungutan biaya, menjaga agar penilaian tetap objektif. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pengunjung yang ingin menjelajahi berbagai pilihan bakmi yang ada.
Proses pemilihan ini melibatkan penilaian yang ketat, sehingga hanya makanan dengan cita rasa terbaik yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Hal ini diharapkan akan memberikan pengalaman yang menggugah selera dan meninggalkan kesan mendalam bagi setiap orang yang hadir.
Kesimpulan: Nostalgia dan Cita Rasa Bersatu di Panggung Kuliner
Festival Bakmi Tirta Lie bukan sekadar acara kuliner biasa; ia adalah tempat berkumpulnya pecinta makanan dan nostalgia kuliner yang telah ada sejak lama. Dengan konsep baru dan inovasi yang mendasarinya, festival ini berhasil menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh kehangatan.
Keberadaan festival ini memberi harapan baru bagi industri kuliner, di mana pelaku usaha bisa saling berkolaborasi dan berbagi pengalaman di satu panggung. Dengan diselenggarakannya festival ini, komunita pencinta bakmi di Jakarta pastinya akan mendapatkan pengalaman kuliner yang sangat berkesan.
Menjelang akhir acara, harapannya adalah festival ini dapat terus berlangsung setiap tahun, memberikan ruang bagi inovasi dan kreativitas dalam dunia kuliner. Masyarakat diharapkan tidak hanya datang untuk menikmati makanan, tetapi juga meresapi cerita dan pengalaman di balik setiap hidangan yang disajikan.
